Senin, 26 Desember 2011

PERENCANAAN DAN MANAGEMEN PENDIDIKAN


MAKALAH
PERENCANAAN DAN MANAGEMEN PENDIDIKAN
“Karya Umar Hamalik”
disusun guna memenuhi ujian semester
Matakuliah : Managemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. H Djoko Widagdo, M.Pd

 











Disusun oleh :

7.      Ahmad irfain (073211006)




      FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
 2009

PERENCANAAN DAN MANAGEMEN PENDIDIKAN

A.     PENDAHULUAN
Sebagian pendidikan mencakup beberapa sistem yang mengatur agar calon peserta didik selayaknya dapat memenuhi kriteria seorang peserta didik. Oleh karena itu wujud sebuah sistem sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Sama halnya dibangku perkuliahan, setiap mahasiswa dituntut agar memenuhi beban sistem kredit semester sesuai dengan kurikulum yang disampaikan oleh dosen pengampu. Akhirnya sistem yang dimaksud adalah mencakup pembelajaran melelui mata kuliah managemen pendidikan, dan disusun sesuai dengan kriteria mahasiswa dengan cara memahami tiap-tiap matakuliah dengan kurikulum dasarnya.

B.     KERANGKA PEMBAHASAN
1.      Pendekatan sistem pendidikan
2.      Konsep perencanaan pendidikan
3.      Perencanaan dan managemen pendidikan
4.      Pendekatan sistem perencanaan pendidikan
5.      Karakteristik Managemen Sekolah

C.     PEMBAHASAN
1.      PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN
(J. Alan Thomas dalam bukunya a system analysis approach to educational administration` secara jelas  menggambarkan, bahwa system sekolah adalah sebagai the productive school…………………... Menurut beliau, pendidikan sekolah memproses para siswa menjadi output atau produk tertentu, yakni menghasilkan lulusan yang memiliki performans yang diharapkan. Hal ini senada dengan apa yang kita capai selama kita berada dibangku kuliah, yaitu untuk mendapatkan materi dari dosen pengampu mata kuliah dan berusaha mengamalkan kepada peserta didik melelui praktik penyuluhan lapangan oleh  : Umar hamalik, Perencanaan Sistem Pendidikan, 2004).

Selanjutnya menurut Norman Mac Kenzi, (………….dalam konteks system dia mengutarakan masalah-masalah : the clarification of objective, the role of evaluation, teaching methods, research in educational technology, and cours development. Selanjutnya dia berpendapat, bahwa pengelolaan sumber-sumber diperlukan managemen yang berpangkal pada pendekatan sistem, misalnya dalam investasi alat-alat belajar baru, pengorganisasian unsur penunjang, dan managemen inovasi. Contoh dalam perkuliahan bahasa, mahasiswa dapat mamanfatkan laboratorium bahasa, dan fasilitas dalam konteks bagaimana cara memakai dan bagaimana cara pemanfaatannya. Selain itu adalah laboratorium MIPA, pada mulanya yang lebih mudah melakukan prsktik yang sebenarnya oleh : Umar Hamalik, Perencanaan Sitem Pendidikan, 2004).

Contoh lain dalam sebuah organisasi, adanya dasar tujuan, operasi yang beragam telah menjadikan kedewasan organisasi. Diantaranya sifat keragaman yang terdapat pada tujuan kerja sama, dan optimalisasi yang ingin dicapai, sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisasi. Apalagi dengan munculnya organisasi pendidikan yang selama ini dipandang telah menyalurkan sifat kepeduliannya terhadap peserta didik. Yang berorientasi pada pengawasan dan  perlindungan total terhadap peserta didik telah menginduk pada keputusan atau petunjuk penyelenggaraan Presiden, serta keputusan Departemen Pendidikan Nasional dengan hasil yang telah di capai berupa anggaran pendidikan nasional. Dan masih banyak lagi kriteria yang lain yang dapat memompa tujuan dari organisasi pendidikan tersebut. Contoh yang nampak jelas diantaranya lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Yang berorientasi pada pendidikan keguruan dalam memahami dan mendidik peserta didik, atau seorang dosen yang mengajarkan mahasiswa untuk menyusun kurikulum pendidikan tingkat Madrasah Aliyah, dan Madrasah Tsanawiyah.
Model aplikasi pendekatan sistem.
Maksudnya adalah aplikasi terhadap sistem pendidikan pedesaan dan sistem pendidikan perkotaan, keduanya jelas berbeda dalam hal kemajuan teknologi pendidikan. Apa yang menjadi sebab, demikian karena pendidikan di pedasaan sangat dibatasi pada listrik masuk desa. Selain teknologi adalah adanya keinginan cita-cita yang beranjak dari desa, lingkungan alam, norma-norma masyarakat, dan tingkat penduduk. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan jauh daripada pendidikan perkotaan. Sebaliknya desa yang maju adalah yang mampu mengubah sistem lingkungan kultural dengan input instrumental pendidikan. Dengan demikian akan memacu perkembangan pendidikan yang ada di desa sehingga lebih maju. Dengan hasil pendidikan di luar desa atau perkotaan. Hal lain yang mempengaruhi adalah input instrumental yang meliputi komponen-komponen : pendidikan masyarakat, organisasi dan program pendidikan, sarana dan prasarana. Komponen tersebut saling mempengaruhi dan beraksi dalam proses pendidikan pedesaan.
Pendekatan Sistem Masa Mendatang.
Pemimpin yang terampil ialah yang mengetahui masalah yang akan dihadapi, dan tata cara penyelesaiannya. Cara ini bila dikaitkan dengan pendekatan dalam system mendatang dengan berbagai metoda permasalahannya adalah dapat memunculkan aplikasi, inovasi, dan banyak masalah. Inilah yang dimaksud seorang manager harus memenuhi kriteria sebagai manager, sehingga usaha untuk mencapai pemecahan masalah sudah pernah dihadapi, dengan berbagai preventifnya. Metode ini akan lebih menarik jika dikaitkan dengan filsafat dalam proses pendidikan sehingga peserta didik akan menerima dengan logika yang mereka pahami.
Dimasa mendatang penggunaan sistem filsafat akan lebih sederhana jika memenuhi syarat konseptual bagi semua lini. Selain itu even organisasi memang tidak kalah penting dengan berbagai macam penyelesaian masalah juga disemua lini. Didalam system, terdapat interpretasi sebagai pengalaman sosial dalam menjalankan program kerja sebagai pelaku managemen. Lebih lanjut organisasi pendidikan akan di jelaskan dalam tema pemakalah berikutnya.
2.      Konsep perencanaan pendidikan
1.      Education planning in its broadest generic sense is the application of rational, systemic analysis to the process of educational development with the aim of making educational more effective and efficient in responding to the needs and goals of its student an society.”(Philips H Coombs dalam bukunya ”what is educational planning dan the world educational crisis”).
Perencanaan pendidikan dalam arti luas dan umum adalah penerapan analisis sistematik dan rasional terhadap proses pengembangan pendidikan, yang bertujuan menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan maksud-maksud para siswa subyek didik dan masyarakat. Menurut Coombs bahwa pengertian ini muncul karena reaksi pandangan lama mengenai konsep dan ciri-ciri perencanaan pendidikan, yaitu :
§  Berdasarkan pandangan yang sempit, hanya masalah penambahan anggaran biaya pendidikan tiap tahun,
§  Merupakan salah satu unsur dari sistem pendidikan tidak terpadu dalam suatu lembaga pendidikan yang direncanakan secara khusus sesuai dengan kebutuhan dan kecenderungan masyarakat dalam rangka pengembangan ekonomi.
§  Kurang dinamis dalam meramalkan kemungkinan-kemungkinan masa mendatang.
Konsep perencanaan pendidikan yang berskala luas yang memenuhi syarat, yaitu :
§  Dikembangkan dalam bentuk perencanaan jangka panjang, jangka pendek dan jangka menengah.
§  Bersifat komprehensif yang memadukan pendidikan non formal dan pendidikan formal.
§  Harus mengintegrasikan rencana yang luas meliputi pengembangan ekonomi dan sosial.
§  Menitikberatkan pada pengembangan pendidikan, baik kualitas maupun kuantitas.
2.      “Education planning is the exercising of foresight in determining the policy, priorities and cost of an educational system, having due regard for economic and political realties for the system’s potential for growth, and for the needs of the country and of the pupils served by systems (CE. REBBY, dalam bukunya planning and the educational administration……………………menyatakan penetapan kebijaksanaan prioritas dan pembiayaan dalam suatu sistem pendidikan, juga diarahkan terhadap kenyataan ekonomi dan politik bagi pertumbuhan potensi sistem melayani kebutuhan Negara dan para siswa).

Hal demikian berpengaruh sekali terhadap kualitas manegemen pendidikan dalam sebuah lembaga pendidikan, yang terhitung pada bahan ajar dan kualitas pendidik.



Perencanaan pendidikan dewasa ini terdiri dari :
§  Perencanaan dengan fakta-fakta yang sama kurang menggunakan statistik.
§  Perencanaan tanpa fakta.
§  Dan perencanaan tanpa kebutuhan.
Konsep perencanaan pendidikan dan hubungannya dengan pengembangan sumber tenaga kerja dihubungkan dengan pembangunan nasional dalam bidang sosial dan politik dalam rangka identitas dan integritas nasional.
Prioritas pilihan agar menunjang perencanaan pendidikan dengan memperhatikan beberapa dilema :
Membina perencanaan dan strategi pendidikan (tingkat-tingkat pendidikan, kualitas versus kuantitas, teknologi versus adat, formal dan non formal education, pilihan alternatif dari pekerjaan). Dan titik pertemuan antara kemampuan kebutuhan terhadap pendidikan.(F. HARBISON : dalam bukunya educational planning and human resource development, Paris, 1976).

3.      Ciri-ciri managemen pendidikan dalam rangka mengaplikasikan PPBS (Planning-Programing-Budgetting System) kedalam perencanaan pendidikan secara kurikuler, atau perencanaan pendidikan dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip fungsi managemen. (HARTLEY : dalam bukunya Educational Planning, A System Approach).

Perencanaan pendidikan mengandung kegunaan dalam bidang-bidang :
1.      Perencanaan pendidikan erat hubungannya dengan perencanaan sosial dan ekonomi, misalnya pengintegrasian dengan rencana ekonomi nasional, diantaranya :
§  Kegiatan produksi dan Pendapatan Nasional
2.      Economic Agents ; House Hold Enterprise, Administrations, Financial Institutions dan
3.      Break of the nasional product.
1)      yaitu perhitungan pembiayaan pendidikan nasional.
2)      Proyeksi tingkat pertumbuhan, proyeksi akunting nasional
3)      Pengembangan demografi, perbedaan sikap dan kelompok sosial, kebijaksanaan pemerintah, dalam pengembangan pendidikan dan perluasan tenaga kerja, kesaling-bergantungan antara pendidikan dengan pengembangan ekonomi.
4)      Target kuantitas dan kuliatas dalam perencanaan pendidikan. (R. POIGNANT ; Dalam bukunya The relation of educational plans to economic and social planning).
4.      MASYHURI SH, “Menuju Sistem Pendidikan Pembangunan”. beliau mengatakan, bahwa :
a.       Rencana pembinaan pendidikan harus diintegrasikan dangan kebutuhan pembangunan dan kenyataan-kenyataan sosial ekonomi, cultural yang ada;
b.      Melihat jauh kedepan dalam merencanakan pembangunan pendidikan;
c.       Perencanaan harus comprehensive integral;
d.      Administrasi dan menagemen pendidikan harus mencerminkan secara jelas “mission” yang didukung, sehingga pelaksanaan pendidikan yang dicerminkan dalam kegiatan fungsi-fungsi perencanaan organisasi, motivasi, pengawasan dan penilaian selalu menunjang kebijaksanaan yang telah diputuskan oleh “decision maker”.
5.      Pandangan Y. Dror dalam “GROUP TRAINING COURSE is educational planning and the application of the educational simulation model 1974, UNESCO, mengemukakan bahwa :
(Planning is the process of preparing a set of decisions of action in the future-directed at achieving goals-by optimal means- for the overall economic and social country. Preparing decision for action in the future in the field of educational development is the function of educatioanl planning…………………………..Bahwa perencanaan itu sebagai proses persiapan untuk menetapkan kegiatan bagi masa datang dalam mencapai tujuan pembangunan sosial ekonomi suatu negara. Persiapan masa depan bagi pengembangan pendidikan adalah fungsi dari “Educational Planning”).

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Educational Planning erat hubungannya dengan perkembangan ekonomi sosial-kultural dan politik yang tumbuh dimasyarakat.
3.      Perencanaan Dan Managemen Pendidikan
Ada bebrapa tugas-tugas dari perencanaan pendidikan yang harus dilaksanakan dengan melaksanakan fungsi-fungsi, yakni :
Suatu perencanaan pendidikan menurut fungsi masing-masing, berupa :
§  Perencanaan untuk pelaksanaan,
§  Pengorganisasian yang bertugas melaksanakan rencana itu,
§  Koordinasi oleh pimpinan sesuai dengan rencana,
§  Pengawasan,
§  Dan penilaian untuk mengetahui tingkat terlaksananya dan keberhasilan suatu rencana pendidikan.
Menurut Bapak Prof. DR. Santoso S. Hamojoyo, M.Sc. Guru besar IKIP Bandung, tulisan ini pernah disajikan sebagai bahan bahasan ulasan dalam seminar fakultas Ilmu Pendidikan Se Indonesia, pada saat beliau masih menjabat menjadi Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DEPDIKBUD RI.
Judul selengkapnya, yaitu :
“PROGRAM PERKULIAHAN PERENCANAAN DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”.
Prof. DR. Santoso S Hamijoyo, M.Sc.
a)      Pendahuluan
b)      Hakikat pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemempuan didalam dan diluar sekolah.
2.      Fungsi pendidikan dalam pembangunan
Pendidikan berfungsi manunjang pembangunan bangsa dalam arti yang luas, yaitu menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, menguasai ilmu dan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan ekonomi, dan bersamaan dengan itu mendidk manusia dan masyarakat Indonesia yang berintegrasi moril dan berpandangan hidup PANCASILA.
Dengan demikian pembangunan pendidikan harus dapat berfungsi mengkaitkan antara :
a)      Menyiapkan tenaga kerja pembangunan dalam rangka pengembangan sumber-sumber manusiawi.
b)      Membina masyarakat yang terbuka tertib dan dinamis yang akan menjadi landasan bagi terbinanya masyarakat Indonesia yang kokoh.
3.      Pengelolaan pendidikan sebagai suatu proses
A.C. Kaufman dalam bukunya yang berjudul “a productive system” yang memerlukan adanya pimpinan, dan  pengarahan, pengawasan  dan pengkoordinasian, penilaian yang terus-menerus dan penyesuaian.  Adalah merupakan salah satu diantara banyaknya definisi, dan mengandung unsur, sebagia berikut :
a)      Identification of problem based upon documented needs.
b)      Determination of selection requirement and solution alternatives.
c)      Selection of solution strategies from among the alternatives.
d)      Implementation of selected strategies to achieve the required out comes.
e)      Determination of performance effectiveness, and
f)        Revision of the basis off feed back as required
A.C. kaufman telah membagi proses perencanaan pendidikan kedalam empat kelompok, yaitu :
1)      Perencanaan pendidikan?
2)      Perencana pendidikan?
3)      Informasi apa yang perlu diketahui oleh perencana pendidikan?
4)      Dimana lembaga tempat mendidik tenaga perencanaan ?
1.      Perancanaan pendidikan
Yaitu proses kegiatan didalam managemen pendidikan yang menyangkut berbagai kegiatan, al :
§  Penentuan sasaran yang handak dicapai,
§  Pengalokasian dana,
§  Penggunan tenaga (daya),
§  Pengorganisasian (pewadahan),
§  Metode dan system,
§  Efisiensi dan efektifitas untuk mencapai tujuan,
§  Penghetahuan ruang dan waktu,
§  Penilaian terhadap hasil usaha,
§  Penentuan langkah/aktifitas selanjutnya
2.      Siapa perencana pendidikan?
§  Petugas perencana pada tingkat departemen, (national level).
§  Petugas perencana pada tingkat propinsi (regional level).
§  Petugas perencana pada tingkat kecamatan (area level).
§  Petugas perencana pada tingkat sekolah (institutional level-micro planning).
3.      Informasi apa yang perlu diketahui oleh perencana pendidikan
Perencanaan tingkat pusat. Yang perlu diperhatikan yaitu :
§  Informasi perencanaan makro bidang ekonomi, alokasi sumber pembiayaan, persyaratan tenaga kerja.
§  Data informasi kependudukan.
§  Informasi tentang tradisi, nilai, sosial dan kesadaran politik.
§  Informasi tentang keadaan infra struktur yang ada hubungannya dengan perluasan pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Perencanaan tingkat propinsi
Sedikit berbeda dengan perencanaan tingkat pusat. Segalanya mengacu pada tingkat sentral.
Perencanaan tingkat kabupaten
§  Mengacu pada propinsi, sehingga dibuat analisis berupa :
§  Keadaan administrasi pemerintah;
§  Keadaan geografis;
§  Pertambahan penduduk per kecamatan;
§  Keadaan perekonomian setempat;
§  Keadaan fasislitas angkatan;
§  Implikasi system pendidikan;
§  Sosial damend terhadap pendidikan;
§  Partisipasi masyarakat;
§  Proyeksi jumlah murid berdasarkan kelompok usia;
§  Data tentang sebab musabab drop out dan sebagainya;
§  Data tentang lokasi sekolah.
Perencanaan tingkat sekolah
Kepala sekolah dan guru adalah perencana sekaligus pelaksana dibidang pendidikan.
Yang harus diperhatikan, yaitu :
o   Kurikulum;
o   Personal teknik/administratif;
o   Alat-fasilitas;
o   Keuangan;
o   Organisasi/tata laksana;
o   Partisaipasi masyarakat/orangtua murid
Dimana lembaga tempat pendidik tenaga perencanaan
Sejarah pendidik dalam repelita 1 memang mengandalkan Badan Pendidikan dan Kebudayaan, yang juga dirintis untuk mengajar di luar negeri. Tujuan dari pada lembaga ini adalah untuk mendidik dan mencetak pendidi profesional yang dilaksanakan oleb BP3K departeman P dan K yang merupakan in service training bagi petugas-petugas perencana pendidikan yang diangkat atau calon pendidik.
4.      PENDEKATAN SISTEM PERENCANAN PENDIDIKAN
Pendekatan system dapat digunakan untuk mengidentifikasi kasalingbergantungan kegiatan-kegiatan perencanaan program yang berbeda dan untuk mengisolasikan kontribusi yang unik terhadap keseluruhan system perencanaan.
Hakikat dan lingkup perencanaan pendidikan
Educational planning is that it is a process of preparing information in the form of a set of alternatives (with estimates of their spesifiec consequences) to aid decision making for management policy formation and administrative action………(Chirkos and Wheeler). Yakni perencanaan pendidikan sebagai proses penyiapan informasi dalam bentuk seperangkat alternative (kemungkinan-kemungkinan) untuk membantu pembuatan keputusan bagi pembentukan kabijaksanaan managemen dan tindakan administrative.

Rumusan ini menunjukan pada perkembangan baru yang jauh berbeda dengan rumusan tradisional, bahwa perencanaan pendidikan merupakan suatu metode untuk melaksanakan desain atas kisi-kisi pokok/master blueprint yang telah ditetapkan.
Maksud utama perencanaan pendidikan.
Ialah untuk mendasain kebijaksanaan pendidikan, daerah studi, meliputi : seleksi kurikulum, desain fasilitas fisik, strategi alokasi sumber-sumber, perhitungan pembiayaan, analisis jadwal penggajian dan proyek populasi siswa.
Semua unsur tersebut dapat dijadikan sebagi acuan untuk mamperlancar proses perencanaan sistem pendidikan. Serta bagaimana memproses agar lebih sempurna untuk menciptakan system perencanaan pendidikan tersebut.
Definisi dan filosofi pendidikan system         
Pada hakikatnya pendekatan sistam adalah suatu pendapat yang dapat ditentukan dengan mempertentangkannya terhadap pendekatan umum yang bertentangan.

Sedangkan pendekatan yang bertentangan tersebut dikenal dengan pandangan induktif. Pendekatan induktif juga dapat dilaksanakan terhadap masalah-masalah pokok yang berupa fakta, data, dan opini, serta lingkungan masalah serta tidak berubah terhadap masalah yang diramalkan dalam jangka waktu tertentu. Kesimpulannya ada pada permasalahan yang relative sederhana dan statis.

5.  11 Karakteristik Manajemen Sekolah

Berikut adalah karakteristik seorang manager sekolah yang dipaparkan oleh Arismunandar. Dalam bukunya yang berjudul Sistem Manajemen Sekolah (Materi Pelatihan Pengawas Sekolah : 2006).

Karakteristik1: Perencanaan dan Pengembangan Sekolah
·       Perencanaan merupakan dasar bagi fungsi manajemen lain
·       Perencanaan merupakan pernyataan mengenai kehendak di masa depan yang ingin dicapai
·       Perencanaan meliputi jangka pendek, menengah dan panjang
·       Sekolah yang efektif memiliki rencana pengembangan sekolah yang disepakati bersama
Karakteristik 2: Iklim dan Budaya Sekolah
·       Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang kondusif untuk belajar
·       Penciptaan norma dan kebiasaan yang positif
·       Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis yang didasari oleh sikap saling menghargai satu sama lain
Karakteristik 3: Harapan yang Tinggi untuk Berprestasi
·       Penciptaan etos positif yang dapat mendorong siswa berprestasi
·       Tanggung jawab yang tinggi bagi pembelajaran siswa,
·       Harapan yang tinggi akan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
·       Pemberian perhatian pribadi kepada siswa perorangan.
Karakteristik 4: Pemantauan terhadap Kemajuan Siswa
·       Pemberian pekerjaan rumah kepada siswa
·       Terdapat prosedur penilaian yang dilakukan secara terprogram (formatif dan sumatif)
·       Pemberian balikan yang segera kepada siswa
Karakteristik 5: Kepemimpinan Kepala Sekolah
·       Sejauhmana tanggung jawab kepemimpinan diambil alih atau didelegasikan oleh kepala sekolah
·       Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah berperan penting.
·       Pendekatan kepemimpinan partisipatif
Karakteristik 6: Pengembangan Guru dan Staf
·       Guru merupakan fasilitator pembelajaran yang perlu dijaga kualitasnya
·       Pengembangan profesional guru menentukan hasil pembelajaran
·       Perlu adanya program pengembangan guru dan staf
Karakteristik 7: Penguatan Kapasitas Siswa
·       Tujuan akhir program pembelajaran adalah pada peningkatan kemampuan siswa
·       Pemberian kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan potensi dirinya
·       Penyediaan program dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
Karakteristik 8: Keterlibatan Orangtua dan Masyarakat
·       Keterlibatan orangtua merupakan stimulus eksternal yang berperan penting bagi peningkatan kualitas pembelajaran
·       Kerjasama orangtua dan sekolah dalam pemberian bimbingan belajar dan dalam menumbuhkan kedisiplinan kepada anak mereka
Karakteristik 9: Keterlibatan dan Tanggung Jawab Siswa
·       Pembelajaran hanya mungkin terjadi bilamana siswa mempunyai pandangan yang positif terhadap sekolahnya dan peranan mereka di dalamnya
·       Keterlibatan siswa menumbuhkan pada diri siswa rasa memiliki terhadap sekolah dan terhadap pembelajarannya sendiri
Karakteristik 10: Penghargaan dan Insentif
·       Pemberian penghargaan jauh lebih penting ketimbang menghukum atau menyalahkan siswa
·       Penghargaan dan insentif mendorong munculnya perilaku positif dan, dalam beberapa hal, mengubah perilaku siswa (dan juga guru).
Karakteristik 11: Tata tertib dan Kedisiplinan
·       Kesepakatan kepala sekolah dan guru terhadap kebijakan disiplin sekolah
·       Dukungan yang diberikan kepada guru bilamana mereka melaksanakan peraturan disiplin sekolah.
C.     KESIMPULAN
Dari berbagai pemaparan diatas, perlu kita ketahui bahwa program pendidikan sangat terperinci sedemikian rupa. Dan calon pendidik diharapkan dapat menerapkan salah satu diantaranya yang dipaparkan oleh para  pakar pendidikan.  Sejak dari perencanaan, pendekatan system, dan penilaian sistem managemen sekolah, serta karakteristik managemen.
D.     PENUTUP
Akhirnya penulis dapat mencurahkan pikiran lewat pemaparan makalah, dan besar harapan apabila terdapat saran dan kritk yang membangun dari pembaca, guna perbaikan yang lebih baik.













E.     DAFTAR  KEPUSTAKAAN
Hamalik, Umar. Perencanaan Sistem Pendidikan. 2004
Arismunandar. Sistem Manajemen Sekolah (Materi Pelatihan Pengawas Sekolah). 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FUNGSI ADMINISTRASI

 Menurut Quible(2021), terdapat 5 jenis fungsi pendukung administrasi dalam perkantoran, yaitu : fungsi Rutin ; membutuhkan pemikiran minima...